Gelar Apel Peringati 14 Tahun Tragedi Tsunami di Mentawai. Pj. Bupati Ajak Warganya Lebih Peduli Dalam Menjaga Alam
Apel Pagi Peringati perististiwa tsunami dan gempa bumi yang terjadi 25 oktober 2010 lalu, di Halaman Kantor Bupati Km 5 Sipora Utara, Jumat (25/10/2024) |
diskominfomentawaikab.go.id |Tuapejat- Pemerintah Kabupaten Mentawai gelar apel gabungan serta doa lintas agama untuk peringati peristiwa tsunami dan gempa bumi yang terjadi pada di Kabupaten Kepulauan Mentawai 25 Oktober 2010 lalu.
Penjabat Bupati Mentawai Fernando Jongguran Simanjuntak melalui Sekda Mentawai Martinus pada sambutan tertulis mengatakan, gempa bumi berkekuatan magnitude 7,2 yang melanda kepulauan Mentawai melanda kepulauan Mentawai gempa yang beralngsung sekitar 30 detik telah menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang bervariasi antara 1-15 meter yang menerjang Kawasan pagai pada badan nasional penanggulangan bencana bnpb mencatat gempa dan tsunami ini menelan para turis 47 korban jiwa 468 penduduk luka luka 56 orang hilang dan 15.353 warga harus mengungsi peristiwa tersebut membawa duka mendalam tidak hanya bagi masyarakat Mentawai tetapi bagi seluruh masyarakat sumatera barat dan seluruh Indonesia.
Pada amanatnya Fernando juga mengajak seluruh warga Mentawai untuk memetik pelajaran, mengingat kembali betapa pentingnya kesiap-siagaan dan solidaritas dalam menghadapi bencana, " kita tidak bisa mengendalikan bencana alam tetapi kitab isa mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk mengahadapi menangulangi dampak yang di timbulkan dengan momentum ini mari kita jadikan untuk terus meningkatkan kesiap-siagaan kita, Pemerintah daerah bersama TNI POLRI,BKMG, SAR dan pemangku kepentingan lainnya harus bahu membahu dan menguatkan sistem peringatan dini memperkuat edukasi dan pelatihan navigasi bencana serta lapisan masyarakat memahami langkah-langkah dan harus diambil dalam menghadapi bencana," Ujar Fernando pada sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Mentawai Martinus pada apel gabungan serta doa lintas agama yang digelar di pelataran kantor bupati di Tuapejat, Jumat (25/10)
Selanjutnya Fernando juga berharap, dengan digelarnya peringatan 14 tahun tsunami dan gemba bumi ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak untuk meningkatkan sikap kepedulian ikut menjaga alam, memelihara lingkungan serta menjaga hubungan baik dengan sesama, apalagi mengingat sebagaian wilayah Mentawai berada pada zona Megatrust yaitu sebuah zona rawan gempa bumi akibat pertemuan lempeng erosia yang memiliki potensi gempa berkekuatan magnitude 8,9
" berdasarkan penelitian para ahli, zona ini berada di barat daya pulau Siberut yang berpotensi menghasilkan tsunami setinggi 20 meter dengan waktu 3,5 sampai 7 menit dibeberap daerah pesisir, kita harus siaga akan adanya potensi gempa dam tsunami segmen Siberut. Saat ini sangat diwaspadai karena segmen ini telah mengeluarkan energi besar pada tahun 1797 atau 223 tahun yang lalu dengan energi 8,4 skala likter, " ujar Fernando
Dibagian lain amanatnya, Fernando juga menyebutan, terjadinya bencana tsunami dan gempa bumi besar diwilayah Nias yaitu dengan gempa Megatrush di pulau Simeru telah terjadi pada 144 tahun lalu, kemudian megatruh Mentawai di pulau Pagai tahun 1833 dan tahun 2010 sampai saat ini sudah 177 tahun, kemudian Megatrus Mentawai di pulau Siberut tahun 1797, saat ini sudah 207 tahun. Terjadinya gempa besar pada ratusan tahun lalu dapat dijadikan pengingat bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kesiap-siagaan bencana.
Dalam mendukung kesiap-siagaan itu kata Fernando, Pemkab Mentawai bersama BNPB RI juga telah menggelar kesiapsiagaan dan simulasi penangan darurat di Mentawai.
" kita terus berikthiar untuk mewujudkan kesiap-siagaan ini, pada tanggal 5 September 2024 yang lalu, Pemkab Mentawai dan instansi yang bekerja sama dengan BNPB RI telah melaksanakan apel kesiap siagaan dan simulasi penangan darurat yang dihadir langsung oleh kepala bnpb bapak Letna jendral Suharianto sekaligus dalam dicanangkan 7 Simenanta singkatan dari siaga menghadapi ancaman tsunami dan ancaman bencana lain dengan 7 T yaitu tanggap, tangkas, tangguh, terpadu tanpa diskriminatif transparan dan tuntas," kata Fernando
Jagoan itu menurut Fernando sebagai ujud untuk mendorong kesiap-siagaan yang berkelanjutan diseluruh wilayah kepulauan Mentawai, baik menghadapi tsunami maupun bencana lainnya, " mari kita bangkit bersama dan jadikan peristiwa ini sebagai bagian dari sejarah yang menguatkan bukan melemah kita, mari kita buktikan bawah kepulauan Mentawai siap menghadapi masa depan optisme, " pungkasnya (MD)
Posting Komentar