Wujudkan Masyarakat Siaga Bencana, BMKG Padangpanjang Gelar Sekolah Lapang Gempabumi di Mentawai

Pj. Bupati Mentawai Fernando Jongguran Simanjuntak saat membuka acara Sekolah Lapang Gempabumi  di Aula Kantor Bupati Km 5 Sipora Utara, Selasa ( 25/6)

Diskominfo.Mentawaikab.Go.Id | Tuapejat - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang menggelar Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai upaya mewujudkan masyarakat siaga bencana, salah satunya terhadap ancaman gempabumi dan tsunami.

Acara digelar  di Aula Kantor Bupati Km 5 Sipora Utara, Selasa ( 25/6), dan dibuka oleh Pj. Bupati Mentawai Fernando Jongguran Simanjuntak.

Pada sambutanya, Fernando mengatakan Kegiatan tersebut penting dilaksanakan mengingat kondisi wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai terletak memanjang di lepas pantai barat pulau Sumatra yang rawan tsunami karena berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan Zona Megathrust.

“ ada potensi megatrust di Mentawai, jadi ini sebagai ajang untuk belajar dan juga masyarakat secara nasional mengetahui bagaimana langkah-langkah mitigasi yang sudah diajarkan oleh BMKG dan bisa ditularkan ke daerah- daerah lain,"Ujar Fernando.

Fernando juga memberikan apresiasi dan antusiasnya dengan digelarnya Sekolah Lapang Gempa Bumi tahun 2024 yang diselenggarakan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, menurutnya Sekolah lapang merupakan salah satu bentuk perhatian dan upaya bersama menyikapi ancaman bencana gempa bumi yang tidak tahu kapan terjadinya.

"Kita berkumpul disini untuk menyiapkan diri dan berlatih agar bisa menyelamatkan diri, keluarga dan masyarakat sehingga diharapkan tidak ada korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi gempabumi dan tsunami," imbuhnya.

Ia juga menyampaikan Pada 25 Oktober 2010, terjadi gempa bumi dengan kekuatan 7.2 magnitudo di Kepulauan Mentawai. Gempa berlangsung sekitar 30 detik. Tak berhenti di situ, kata dia, gempa juga menimbulkan tsunami dengan ketinggian gelombang bervariasi antara 1 hingga 15 meter yang menerjang kawasan Kepulauan Pagai-Mentawai. 

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono, M.Si secara simbolis menyerahkan tas kelengkapan SLG Kepada Pj. Bupati Mentawai

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, gempa dan tsunami Mentawai 2010 menelan lebih dari 400 korban jiwa dan 15 ribu warga harus mengungsi.

Fernando berharap kepada peserta pelatihan SLG bisa  membangun kesiapsiagaan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan cara mitigasi yang benar sebelum, saat, dan setelah bencana.

Sementara Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono, M.Si menyebutkan SLG tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempabumi dan tsunami yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi.

“Tsunami Ready Community adalah program peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman tsunami dengan berbasis pada 12 indikator terkait aspek penilaian potensi bahaya (assessment), kesiapsiagaan (preparedness) dan respon yang telah ditetapkan UNESCO-IOC. Kita berharap para kelompok siaga bencana ( KSB ) , Desa Tuapejat untuk serius membangun desanya," terangnya.

Selain itu kata Daryono membangun sikap dan budaya tangguh terhadap gempabumi dan tsunami bagi masyarakat dan sekolah yang berada di wilayah rawan gempabumi dan tsunami, SLG juga bertujuan untuk menguatkan koordinasi antara Stasiun Geofisika BMKG di daerah sebagai perpanjangan tangan BMKG Pusat dengan berbagai pihak terkait di daerah, serta menguatkan peran BPBD sebagai simpul utama rantai komunikasi di daerah dalam memberikan informasi dan arahan yang benar kepada masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah terkait peringatan dini tsunami.


"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh komponen masyarakat paham dan mampu melakukan penyelamatan diri terhadap bencana gempabumi dan tsunami, sehingga minim risiko korban jiwa maupun korban materiil," ujar Daryono.

Lebih lanjut Daryono mengatakan, latihan evakuasi mandiri juga perlu rutin dan lebih sering dilakukan agar masyarakat lebih cekatan dan sigap dalam menyelamatkan diri, dan pemerintah menyiapkan sarana dan prasarananya.

Maka perlu kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, dimana masyarakat perlu menyiapkan peta jalur evakuasi tingkat desa, rencana kontijensi dan penguatan tim siaga bencana di desa setempat yang rawan tsunami.

Adapun peserta yang hadir terdiri dari Kelompok Siaga Bencana Desa Tuapeijat, SAR, BPBD, DPRD, Kepolisian, TNI, PMI Mentawai, Karang Taruna, Tagana,  OPD , Media serta masyarakat. { Md}.


  • Sasaraina TV 

Posting Komentar

advertise


 

advertise
Sasaraina TV Youtube Channel